BAGAIMANA MENYIKAPI TEKNOLGI DUNIA MAYA ?

Akhir-akhir ini  berkembang fenomena facebook yang banyak membawa korban. Dari mulai hilangnya siswa entah dibawa kemana oleh lawan chatingnya, terjadinya penipuan, penjualan manusia (human traficking) dan lain sebagainya. Apakah sedemikian mudahnya orang melakukan tindak kriminal dari dunia maya itu ? Bagaimana peran pemerintah untuk mengatasi masalah ini ? Sebenarnya ada suatu rencana kebijakan pemerintah dalam pengaturan konten multimedia yaitu RPM yang dikeluarkan oleh kementrian Depkominfo. Namun apa yang terjadi ? Banyak pro kontra yang terjadi. Tifatul Sembiring dalam kesempatan wawancara di media Televisi (sebut saja TV One dan Metro TV ) menyatakan bahwa RPM adalah suatu upaya untuk mengatur agar dalam penggunaan media internet lebih tearatur dan melindungi pengguna internet dari profokasi dan hal-hal negatif seperti penghinaan terhadap agama tertentu, pornografi, dan lain sebagainya. Tapi justru yang timbul di permukaan adalah Depkominfo dituding terlalu membatasi kebebasan pers. 

Menurut Tifatul dalam penjelasannya memang jika kemudian pada RPM mengakibatkan adanya pembatasan kebebasan pers, maka rencana pemberlakuan kebijakan itu akan dihapus. Menyikapi hal ini kita harus dapat melihat dan menilainya dengan seimbang tanpa memihak. Dari satu sisi betul bahwa sudah merupakan  fenomena bahwa media internet dapat menyebabkan tindakan kriminal dan itu tidak dapat dipungkiri. Sulit sekali memang membendung teknologi dunia maya ini. Satu sisi lainnya  bahwa kepentingan atas akses kepada dunia maya ini sangat besar. Inilah yang menjadi perhatian kita.  Sementara itu banyak pengguna internet juga merasa dengan adanya batasan-batasan aturan yang dikeluarkan pemerintah dikhawatirkan memang dapat mengganggu kebebasan dalam berekspresi. 

Akhirnya berpulang kepada kita, untuk apakah media internet ini kita gunakan. Tidak bedanya kita dalam menggunakan pisau. Pisau adalah alat yang membahayakan jika ada di tangan penjahat, tapi pisau dapat menjadi alat yang sangat bersahabat dan bermanfaat bagi orang baik (koki atau juru masak) yang menyulap bahan mentah menjadi masakan yang mengundang selera.